Dalam bidang pengajaran metode adalah rencana
penyajian bahan secara menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan
pendekatan atau approach tertentu. Jika approach masih bersifat filosofis atau aksioma,
maka metode adalah implementasi atau cara melaksanakan pembelajaran tersebut, dalam
hal ini proses belajar-mengajar bahasa.
Metode meliputi, pemilihan bahan, penentuan urutan bahan, pengembangan
bahan, rancangan evaluasi dan remedial. Dikaitkan dengan Kurikulum 2004, maka
langkah metode ditetapkan setelah guru menetapkan kompetensi dasar beserta indikatorindikatornya.
Dewasa ini ada beberapa metode pembelajaran bahasa yang masih
dipergunakan, baik secara terpisah-pisah maupun digabungkan beberapa metode dalam
pelaksanaannya.
1. Metode langsung
Metode ini menerapkan secara langsung semua aspek bahasa dalam bahasa yang
diajarkan. Misal, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi anak-anak di daerah,
bahasa pengantar di kelas adalah Bahasa Indonesia tanpa diselingi bahasa daerah/
bahasa ibu. Keunggulan dari metode ini, antara lain: murid terhindar dari
verbalistik dan dapat menggunakan bahasa yang diajarkan secara wajar dan
kontekstual.
13
2. Metode alamiah
Metode ini banyak memiliki nama, yaitu metode murni, metode natural atau
“customary method”. Metode ini memiliki prinsip bahwa mengajar bahasa baru
(seperti bahasa kedua) harus sesuai dengan kebiasaan belajar berbahasa yang
sesungguhnya sebagaimana yang dilalui oleh anak-anak ketika belajar bahasa
ibunya. Proses alamiah inilah yang harus dijadikan landasan dalam setiap langkah
yang harus ditempuh dalam pengajaran bahasa kedua, seperti bahasa Indonesia.
Seperti Anda ketahui proses belajar bahasa anak-anak dimulai dengan mendengar,
kemudian berbicara, kemudian membaca dan akhirnya menulis atau mengarang.
Jadi pada awal pelajaran, gurulah yang banyak berbicara/bercerita dalam rangka
memperkenalkan bunyi-bunyi, kosa kata dan struktur kalimat sederhana. Setelah
mereka dapat menyimak dengan baik, kemudian anak-anak diajak berbicara dan
selanjutnya mulai diperkenalkan dengan membaca dan menulis.
3. Metode tatabahasa
Metode ini dipusatkan pada pembelajaran vokabuler (kosakata) dan tatabahasa. Isi
pelajaran terutama ditujukan untuk mempelajari kata-kata dan tatabahasa. Daftar
kata-kata dipandang sebagai unit bahasa yang harus diajarkankan dan untuk itu
sering pula diselingi terjemahan. Kelebihan metode ini terletak pada
kesederhanaannya dan sangat mudah dalam pelaksanaanya. Guru memberikan
daftar kosakata dari teks dan kemudian diberikan penjelasan-penjelasan tentang
tatabahasanya.
4. Metode terjemahan
Metode terjemahan (the translation method) adalah metode yang lazim digunakan
untuk pengajaran bahasa asing, termasuk dalam hal ini Bahasa Indonesia yang
pada umumnya merupakan bahasa kedua setelah penggunaan bahasa ibu yakni
bahasa daerah. Prinsip utama pembelajarannya adalah bahwa penguasaan bahasa
asing dapat dicapai dengan cara latihan terjemahan dari bahasa asing ke dalam
bahasa ibu murid atau ke dalam bahasa yang dikuasainya. Misal: latihan
terjemahan dari Bahasa Indonesia ke dalam bahasa daerah atau dari Bahasa
Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. Kelebihan metode ini dalam hal kepraktisan
dalam pelaksanaannya dan dalam hal penguasaan kosakata dan tatabahasa dari
bahasa yang baru dipelajari siswa.
5. Metode pembatasan bahasa
Metode ini menekankan pada pembatasan dan penggradasian kosakata dan
struktur bahasa yang akan diajarkan. Pembatasan itu dalam hal kekerapan atau
penggunaan kosakata dan urutan penyajiannya. Kata-kata dan pola kalimat yang
tinggi pemakaiannya di masyarakat diambil sebagai sumber bacaan dan latihan
penggunaan bahasa. Pola-pola kalimat, perbendaharaan kata, dan latihan lisan
maupun tulisan dikontrol dengan baik oleh guru.
6.Metode linguistik
Nama lain dari metode ini adalah metode “oral aural”. Prinsip yang menjadi
landasan metode ini adalah pendekatan ilmiah sebab yang menjadi landasan
pembelajarannya senantiasa hasil penelitian para linguis (ahli-ahli bahasa). Titik
pembelajarannya pada penguasaan bahasa lisan. Sebelum pembelajaran, diteliti
terlebih dahulu persamaan dan perbedaan bahasa ibu dengan bahasa yang akan
diajarkan, terutama persamaan dan perbedaan mengenai: bunyi-bunyi bahasa,
perbendaharaan kata-kata, struktur kata dan kalimat. Urutan penyajian bahan
pembelajaran disusun sesuai tahap-tahap kesukaran yang mungkin dialami siswa.
Persamaan kedua bahasa tersebut terlebih dulu diajarkan, kemudian baru
perbedaan-perbedaannya melalui latihan-latihan yang intensif. Dengan demikian
pada metode ini tidak dilarang menggunakan bahasa ibu murid, karena bahasa ibu
murid akan memperkuat pemahaman bahasa baru tersebut.
7. Metode SAS
Metode SAS ( struktural analitik sintetik) bersumber pada ilmu jiwa gestalt yang
berpandangan bahwa pengamatan/penglihatan pertama setiap manusia adalah
global atau bersifat menyeluruh. Dengan demikian segala sesuatu yang akan
diajarkan kepada murid haruslah mulai ditunjukkan atau diperkenalkan struktur
totalitasnya atau secara global. Setelah itu baru mencari atau menemukan bagianbagian
dari struktur global tersebut, ini yang disebut tahap analisnya. Setelah
mengenal bagian serta fungsinya orang dewasa atau siswa akan mengembalikan
bagian-bagian itu menjadi struktur totalitas seperti pada awalnya, yang disebut
tahap sintesa. Metode ini banyak digunakan dalam metode pembelajaran
membaca permulaan, tetapi sesungguhnya dapat dipergunakan dalam setiap aspek
pembelajaran bahasa, sepert: pembelajaran kosa kata, kalimat, wacana bahkan
dalam apresiasi sastra. Selain itu metode ini banyak pula dipakai dalam
pembelajaran mata pelajaran lain.
8. Metode bibahasa
Metode ini hampir sama dengan metode lingustik seperti yang telah diuraikan di
muka. Dalam pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing, bahan pembelajaran
dididasarkan pada persamaan dan perbedaan antara bahasa ibu dengan bahasa
yang akan diajarkan tersebut. Bahasa ibu murid-murid digunakan untuk
menerangkan perbedaan-perbedaan fonetik, kosakata, struktur kalimat dan
tatabahasa kedua bahasa itu. Perbedaan-perbedaan tersebut digunakan sebagai
dasar dalam latihan-latihan yang diberikan secara sistematis.
9. Metode unit
Metode ini berdasarkan 5 tahapan pembelajaran, yaitu: mempersiapkan murid
untuk menerima pelajaran, penyajian bahan, bimbingan melalui proses induksi,
generalisasi dan penggunaannya. Di sekolah dasar, tahap-tahap tersebut dapat
dikembangkan sebagai berikut:
a. Dipilih unit/tema yang paling menarik bagi para siswa dengan cara
memungut suara terbanyak dari siswa suatu kelas.
b. Dibentuk kelompok untuk mempersiapkan percakapan dalam bahasa ibu
murid.
c. Guru menerjemahkan percakapan itu ke dalam bahasa yang akan diajarkan
berikut tatabahasanya.
d. Guru memberikan teks yang sesuai dengan tema yang dipilih tersebut,
kemudian siswa mempelajari kosakata, terutama kosakata baru dan yang
dianggap sukar.
e. Siswa mulai berlatih menggunakan kata-kata tersebut dalam kalimat
sesuai konteks pemakaiannya.
f. Guru memperhatikan kalimat-kalimat yang disusun siswa sesuai kaidah
tatabahasa.
g. Siswa membaca kalimat-kalimat tersebut atau mendramatisasikannya, jika
siswa telah mampu menyusun wacana percakapan yang sederhana.
h. Untuk kelas-kelas tinggi kegiatan di atas dapat dilanjutkan dengan
mengarang bebas.
Setelah Anda memahami pendekatan dan metode pembelajaran bahasa,
berikutnya Anda harus memahami dan dapat menggunakan strategi atau teknikteknik
dalam pembelajaran bahasa yang dalam pengajaran umum lazim juga
disebut metode. Strategi yang dimaksud adalah : ceramah, diskusi, demonstrasi,
bermain peran, karyawisata dsb. Teknik pembelajaran merupakan cara guru
menyampaikan bahan ajar yang telah disusun berdasarkan metode dan pendekatan
yang dipilih guru.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa teknik pembelajaran bahasa, dari
teknik yang paling abadi seperti teknik ceramah sampai dengan teknik
pembelajaran mutakhir.
1. Teknik Ceramah
Teknik ini digunakan untuk menyampaikan informasi. Bagi siswa sekolah dasar
kelas rendah, teknik ini diperlukan sebagai latihan keterampilan menyimak.
Pelaksanaan teknik ceramah di kelas rendah dapat berbentuk cerita kenyataan, dongeng atau informasi tentang ilmu pengetahuan. Selesai ceramah, dapat diikuti
dengan teknik tanya jawab.
2.Teknik Tanya Jawab
Penggunaan teknik tanya jawab ini dapat diterapkan pada latihan keterampilan
menyimak,berbicara,membaca dan menulis. Selain guru yang bertanya pada
siswa, juga dapat dilakukan siswa yang bertanya pada guru, setelah guru
ceramah atau bercerita. Di samping itu,guru dapat pula pada awal pelajaran
sebagai pretest dan pada akhir pembelajaran yang disebut posttest.
3.Teknik Diskusi Kelompok
Teknik ini dapat dilakukan di SD kelas rendah dengan bimbingan guru. Peran
guru terutama dalam pemilihan bahan diskusi, pemilihan ketua kelompok dan
memotivasi siswa lainnya agar mau berbicara atau bertanya.
4. Teknik Pemberian Tugas
Teknik ini biasanya diberikan secara individual atau kelompok. Teknik ini
bertujuan agar siswa lebih aktif dalam mendalami pelajaran dan memiliki
keterampilan tertentu. Untuk siswa kelas rendah tugas individual, seperti
membuat catatan kegiatan harian atau disuruh menghapal puisi atau lagu.
5. Teknik Bermain Peran
Teknik ini bertujuan agar siswa menghayati kejadian atau peran seseorang
dalam hubungan sosialnya. Dalam bermain peran siswa dapat mencoba
menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu, misal: sebagai guru,
sopir, dokter, pedagang, tukang becak dsb. Selain itu dapat pula memerankan
tokoh-tokoh dari benda-benda sekitar, misal: gunung, pohon, binatang,
awan,angin, matahari dsb. Dengan menghayati peran-peran tersebut,
diharapkan siswa terlatih untuk menghargai jasa dan peranan orang lain dalam
kehidupannya, juga berlatih kerja sama dengan orang lain.
6.Teknik Karyawisata
Teknik ini dilaksanakan dengan cara membawa langsung siswa kepada obyek
yang ada kaitannya dengan materi pembelajaran. Untuk kelas rendah, guru
dapat membawa siswa untuk berjalan-jalan di sekitar lingkungan sekolah,
kemudian secara bergiliran siswa disuruh menceritakan benda-benda atau
peristiwa yang ditemuinya. Untuk siswa kelas tinggi, siswa dapat mengarang
atau mendeskripsikan tempat-tempat yang telah mereka kunjungi, misal:
museum, kebun binatang, tempat pameran atau tempat karyawisata lainnya.
7.Teknik Sinektik
Strategi pengajaran sinektik merupakan suatu strategi untuk menciptakan
kelas menjadi suatu masyarakat intelektual , yang menyediakan berbagai
kesempatan bagi siswa untuk bertindak kreatif dan menjelajahi gagasangagasan
baru dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, teknologi,bahasa
dan seni. Pada dasarnya, kreativitas seseorang dapat dideskripsikan, didorong
dan dapat ditingkatkan dengan sengaja karena kreativitas pada dasarnya
adalah proses emosional. Kreativitas pada diri seseorang atau pada kelompok
dapat ditingkatkan dengan cara menyadari proses kreatif dan memberikan
bantuan secara sadar ke arah terjadinya kreativitas.
Contoh dalam bahasa
dengan meminta murid menggunakan gaya bahasa analogi atau metapora.
Kelebihan teknik ini antara lain:
1. Strategi ini bermanfaat untuk mengembangkan pengertian
baru pada diri siswa tentang sesuatu masalah sehingga dia
sadar bagaimana bertingkah laku dalam situasi tertentu.
2. Strategi ini bermanfaat karena dapat mengembangkan
kejelasan pengertian dan internalisasi pada diri siswa tentang
materi baru.
3. Strategi ini dapat mengembangkan berpikir kreatif, baik
pada diri siswa maupun pada guru.
4. Strategi ini dilaksanakan dalam suasana kebebasan
intelektual dan kesamaan martabat antara siswa.
5. Strategi ini membantu siswa menemukan cara berpikir baru
dalam memcahkan suatu masalah.
0 Comments